Dalam Buku
Seratus
Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
oleh Michael H. Hart
Inilah alasan Michael H. Hart menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh pertama
yang paling berpengaruh didunia.
Silahkan Download disini untuk membaca 99 tokoh lainya .
yang paling berpengaruh didunia.
Silahkan Download disini untuk membaca 99 tokoh lainya .
Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam
urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin
mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain.
Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya
manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik
ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.
Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad
menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama
Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh,
tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih
tetap kuat dan mendalam serta berakar.
Sebagian besar dari orang-orang yang tercantum di
dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan dibesarkan di
pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat perputaran politik
bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota Mekkah, di bagian
agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah
yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun
ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi
sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa
Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru mulai membaik di umur
dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang janda berada.
Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak tampak
petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.
Umumnya, bangsa Arab saat itu tak memeluk agama
tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah kecil
pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari
merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan
Yang Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh
tahun, Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu
kepadanya dan memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.
Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebar agama
terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala memasuki tahun
613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi sedikit punya pengikut,
penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya, pembikin onar. Di tahun
622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke Madinah, kota di utara
Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi kekuasaan politik
yang cukup meyakinkan.
Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting
bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil pengikut,
dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat dia
dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang
sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad
bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah dan
Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak
Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari
hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku
Arab memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah
memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian
selatan.
Suku Bedewi punya tradisi turun-temurun sebagai
prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah mereka tidaklah
banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak satu sama lain.
Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari kerajaan-kerajaan
yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi, Muhammadlah orang
pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Tuhan,
pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan penaklukan yang
mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab berdiri
Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri
Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai
pusatnya.
Ditilik dari sudut jumlah dan ukuran, jelas Arab
tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab
yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan Mesopotamia,
Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman Kekaisaran
Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam pertempuran
yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun 642.
Tapi, penaklukan besar-besaran –di bawah pimpinan
sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab–itu tidak
menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan Arab
telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ
mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak
kerajaan Visigothic di Spanyol.
Sepintas lalu orang mesti mengira pasukan Muslim
akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732, dalam
pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang
telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang
Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran,
orang-orang Bedewi ini –dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah
mendirikan sebuah empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir
putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah
dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan
Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama
Islam.
Ternyata, tidak semua penaklukan wilayah itu
bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap penganut setia
Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di Spanyol,
sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil dikuasai
kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir dua
tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti halnya
seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus dari
satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya jutaan
penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan
India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru itu
merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya: adanya
agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.
Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar
terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam
punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa
penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini.
Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat
besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda tanya apa
alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar.
Ada dua alasan pokok
yang jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih
penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama
Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok
moral dan etika Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi
Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.
Sebaliknya Muhammad bukan saja bertanggung jawab
terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan
moralnya. Tambahan pula dia “pencatat” Kitab Suci Al-Quran, kumpulan wahyu
kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian
terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Muhammad
masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama
sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan
pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada
wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci
dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena
Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi
kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah
besarnya. Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh
Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata
mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah
kemanusiaan.
Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad
bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan,
selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa
Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang
waktu.
Dari pelbagai peristiwa sejarah, orang bisa saja
berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari seseorang yang
mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan mungkin saja
bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar tak
pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan yang
dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak ada
alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa
Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia
di abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan
ini, walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab,
tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang
diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa
Jengis Khan.
Ini jelas menunjukkan beda besar dengan penaklukan
yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga Maroko,
terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama
Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan. Posisi
sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab,
besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke
dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi sudah akan
terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam beberapa negara
tentu terjadi –tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi perpecahan yang
bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa bahwa
persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang
kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak
ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 –
1974. Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab,
semata-mata negara Arab, yang mengambil langkah embargo minyak.
Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang
dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam
sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya
kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat
pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti
pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978 Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982 PT. Dunia Pustaka Jaya Jln. Kramat II, No. 31A Jakarta Pusat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar