1. Peran orang tua untuk memberikan contoh kepada anak untuk selalu sholat 5 waktu, sholat berjama’ah di rumah maupun di masjid, sesering mungkin si anak diajak untuk melihat langsung sholat yang dikerjakan oleh orang tua, misal sekiranya di masjid takut membuat gaduh, sebaiknya orang tua memberikan contoh sholat berjama’ah di rumah. Jika si anak sudah mulai tertarik untuk mengikuti gerakan sholat yang di contohkan oleh orang tua, selanjutnya orang tua mengajarkan bacaan-bacaan di dalam sholat tersebut, buat suasana yang menyenangkan agar si anak tidak bosan dengan bacaan-bacaan yang panjang dan sulit untuk di lafalkan.
2. Hormati waktu-waktu adzan dikumandangkan. Misalnya mematikan televisi, radio atau suara-suara lain agar lantunan adzan terdengar dan memberitahukan kepada si anak bahwa waktu sholat telah tiba. Terutama pada sholat magrib dan isyak, dimana waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang banyak dipakai si anak untuk menonton acara televisi seperti serial kartun dan acara anak lainnya.
3. Bentuk jama’ah sholat dalam keluarga yang dipimpin oleh Ayah, si anak juga perlu diikut sertakan untuk menggelar tikar, sajadah, atau mengumandangkan iqomat. Hal tersebut memacu anak untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan sholat.
4. Bimbingan dan Nasehat Nasehat orang tua yang baik merupakan sarana yang ampuh untuk menghubungkan keinginan orang tua dan kemauan anak dengan cepat. Apalagi isi nasehat itu tulus dari dasar hati orang tua untuk kebaikan anak. Agar nasehat membawa perbaikan maka perhatikanlah hal-hal berikut : - Ulang-ulangilah nasehat, dan usahakan bahasa kalimat yang digunakan sangat menyenangkan agar lebih mudah di terima si anak, namun jangan berlebih-lebihan agar si anak tidak bosan mendengarkannya. - Pilihlah waktu yang tepat, yaitu waktu ketika kondisi si anak dalam keadaan kondusif. - Gunakanlah kata-kata yang mudah dan dapat dipahami sesuai dengan usia anak serta daya tangkap dan nalarnya.
untuk download ebooknya silahkan download
disini
5. Kisah dan Cerita. berikan anak cerita yang menarik tentang pahala dari mengerjakan sholat, tentang siksaan Allah, jika orang tidak mengerjakan sholat. Atau juga cerita-cerita kisah para sahabat nabi atau orang yang rajin sholat ketika mereka mendapatkan hikmah dari mengerjakan sholat tersebut. Kisah termasuk sarana pendidikan yang efektif. Sebab ia dapat mempengaruhi perasaan dengan kuat. Apalagi kisah nyata, sangat besar pengaruhnya pada jiwa anak, dapat memperkokoh ingatan anak dan kesadaran berfikirnya. Sebuah pelajaran akan lebih mudah dicerna dan difahami oleh anak bila diberi ilustrasi cerita. Kisah dan cerita juga dapat mempererat hubungan antara orangtua dan anak. Akan menciptakan kehangatan dan keakraban tersendiri, sehingga akan membantu kelancaran komunikasi.
6. Metode Pembiasaan Biasakan anak melakukan kebaikan. Sebab bila anak terbiasa mengerjakannya secara teratur, maka hal itu akan menjadi sebuah kebiasaan. Dengan pembiasaan maka urusan yang banyak akan menjadi mudah. Tanamkan kepada mereka kebiasaan melakukan sesuatu yang baik dan membawa keberuntungan baginya dalam urusan dunia maupun agama. Baik itu ibadah, adab, tutur kata, sopan santun, rutinitas keseharian, dan lain sebagainya.
7. Memanfaatkan Waktu Luang ajak anak untuk mengisi waktu luang dengan kebaikan dan sesuatu yang bermanfaat. Berikan pengarahan yang benar dalam jalur kebaikan. Luangkan waktu orang tua bersama
anak, untuk menemani, membimbing, dan beraktivitas bersama mereka. Sehingga anak akan terlepas dari sebab-sebab penyimpangan dan hal-hal yang tidak bermanfaat.
8. Biasakan anak-anak untuk bangun pagi, beri rangsangan kepada mereka dengan sesuatu yang menarik perhatian mereka. Umumnya si anak pada waktu pagi hari sangat malas untuk bangun. Dan masalah ini perlu penanganan khusus bagi orang tua untuk mengajari anak disiplin. 9. Beri rangsangan atau motivasi berupa hadiah bagi anak yang paling rajin sholatnya. Buat daftar catatan seberapa banyak anak melaksanakan sholat dalam satu bulan. Anak yang memiliki daftar catatan sholat terbanyak itulah yang mendapatkan hadiah lebih spesial dari lainnya. Kata-kata atau ucapan “pintar, rajin sekali, hebat bener anak ayah” dan lainnya juga dapat merangsang anak untuk lebih giat lagi dalam menjalankan sholat.
10. Pemberian hukuman metode pemberian sanksi baru digunakan apabila seluruh metode mengalami kegagalan. Dan saat menjatuhkan sanksi, perhatikan waktu yang tepat dan bentuk sanksi yang sesuai dengan kadar kesalahan. Bentuk sanksi ini bisa bervariasi dari yang teringan, misalnya mengurangi jatah harian anak, mengurangi jam bermain atau yang semisalnya. Bisa berbentuk sanksi sosial berupa pengacuhan sampai yang terberat, yaitu hukuman fisik.
Lalu bagaimana jika orang tua tidak bisa mengawasi/memantau anak dalam melaksanakan sholat (waktu sholat dhuhur dan ashar biasanya) karena orang tua masih bekerja?? Hal itu bisa diatasi dengan tips berikut:
1. Menyekolahkan anak di sekolah berbasis islam, atau sekolah Negeri yang memiliki peraturan atau kebiasaan melaksanakan sholat berjamaah di mushola sekolahan.
2. Memantau anak melalui telepon (jika sudah pulang sekolah), tujuannya untuk mengingatkan si anak agar segera melaksanakan sholat.
3. Beri kepercayaan kepada anak untuk mengerjakan sholat meskipun tidak dalam pengawasan orang tua. perlu diingat, anak merupakan cerminan dari orang tua, maka jika si anak bandel, malas untuk melaksanakan sholat. orang tua harus introspekdi diri apakah orang tua sudah melakukan hal yang baik atau belum. Semoga tips sederhana ini mampu memberikan sedikit masukan terhadap orang tua dalam mendidik anaknya untuk disiplin mendirikan sholat 5 waktu.
Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?p=470485560&posted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar