Sabtu, Juni 19

Fenomena dibalik Adzan

Adzan adalah media luar biasa
untuk mengumandangkan
tauhid terhadap Maha yang
Maha Kuasa dan risalah
(kenabian) Nabi Muhammad
saw. Adzan juga merupakan
panggilan shalat kepada umat
Islam, yang terus bergema di
seluruh dunia lima kali setiap
hari.
Betapa mengagumkan suara
adzan itu, dan bagi umat Islam
di seluruh dunia, adzan
merupakan sebuah fakta yang
telah mapan. Indonesia
misalnya, sebagai sebuah
negara terdiri dari ribuan pulau
dan dengan penduduk muslim
terbesar di dunia.
Begitu fajar fajar menyingsing
di sisi timur Sulawesi, di sekitar
5:30 waktu setempat, maka
adzan subuh mulai
dikumandangkan. Ribuan
Muadzin di kawasan timur
Indonesia mulai
mengumandangkan tauhid
kepada yang Maha Kuasa, dan
risalah Muhammad saw.
Proses itu terus berlangsung
dan bergerak ke arah barat
kepulauan Indonesia.
Perbedaan waktu antara timur
dan barat pulau-pulau di
Indonesia adalah satu jam.
Oleh karena itu, satu jam
setelah adzan selesai di
Sulawesi, maka adzan segera
bergema di Jakarta, disusul
pula sumatra. Dan adzan belum
berakhir di Indonesia, maka ia
sudah dimulai di Malaysia.
Burma adalah di baris
berikutnya, dan dalam waktu
beberapa jam dari Jakarta,
maka adzan mencapai Dacca,
ibukota Bangladesh. Dan
begitu adzan berakhir di
Bangladesh, maka ia ia telah
dikumandangkan di barat
India, dari Kalkuta ke Srinagar.
Kemudian terus menuju
Bombay dan seluruh kawasan
India.
Srinagar dan Sialkot (sebuah
kota di Pakistan utara)
memiliki waktu adzan yang
sama. Perbedaan waktu antara
Sialkot, Kota, Karachi dan
Gowadar (kota di Baluchistan,
sebuah provinsi di Pakistan)
adalah empat puluh menit, dan
dalam waktu ini, (Dawn) adzan
Fajar telah terdengar di
Pakistan. Sebelum berakhir di
sana, ia telah dimulai di
Afghanistan dan Muscat.
Perbedaan waktu antara
Muscat dan Baghdad adalah
satu jam. Adzan kembali
terdengar selama satu jam di
wilayah Hijaz al-Muqaddas
(Makkah dan Madinah), Yaman,
Uni Emirat Arab, Kuwait dan
Irak.
Perbedaan waktu antara
Bagdad dan Iskandariyah di
Mesir adalah satu jam. Adzan
terus bergema di Siria, Mesir,
Somalia dan Sudan selama jam
tersebut. Iskandariyah dan
Istanbul terletak di bujur
geografis yang sama.
Perbedaan waktu antara timur
dan barat Turki adalah satu
setengah jam, dan pada saat ini
seruan shalat
dikumandangkan.
Iskandariyah dan Tripoli
(ibukota Libya) terletak di
lokasi waktu yang sama.
Proses panggilan Adzan
sehingga terus berlangsung
melalui seluruh kawasan
Afrika. Oleh karena itu,
kumandang keesaan Allah dan
kenabian Muhammad saw yang
dimulai dari bagian timur pulau
Indonesia itu tiba di pantai
timur Samudera Atlantik
setelah sembilan setengah jam.
Sebelum Adzan mencapai
pantai Atlantik, kumandang
adzan Zhuhur telah dimulai di
kawasan timur Indonesia, dan
sebelum mencapai Dacca,
adzan Ashar telah dimulai. Dan
begitu adzan mencapai Jakarta
setelah kira-kira satu setengah
jam kemudian, maka waktu
Maghrib menyusul. Dan tidak
lama setelah waktu Maghrib
mencapai Sumatera, maka
waktu adzan Isya telah dimulai
di Sulawesi! Bila Muadzin di
Indonesia mengumandangkan
adzan Fajar, maka muadzin di
Afrika mengumandangkan
adzan untuk Isya.
Jika kita merenungkan
fenomena ini dengan serius
dan seksama, maka kita
menyimpulkan fakta yang luar
biasa, yaitu: Setiap saat ribuan
muadzin —jika bukan ratusan
ribu— di seluruh dunia
mengumandangkan keesaan
Allah yang Maha Kuasa dan
kenabian Nabi Muhammad saw
di muka bumi ini! Insya ’allah,
adzan (panggilan universal)
lima kali sehari ini akan terus
berlangsung sampai hari
kiamat, Amin.
Sumber: eramuslim.com

Tidak ada komentar: